PERKEBUNAN ERIK LUBAY


09/02/12

Presiden Minta Produksi Kebun Karet Rakyat Ditingkatkan

Desa Niaso, Muaro Jambi: Usai mensahkan Kawasan Wisata Sejarah Terpadu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Negara Hj Ani Bambang Yudhoyono meneruskan kunjungan dengan meninjau kebun karet Haji Dahlan, salah satu petani karet lokal, di Desa Niaso, Muaro Jambi, Provinsi Jambi, Kamis (22/9) siang. Dari total 2,4 juta hektar kebun karet di Indonesia, 20 persennya berada di Jambi.
Presiden SBY juga menyempatkan bertemu dengan 15 doktor peneliti karet kakao dan kepala sawit, dan berdialog dengan petani karet. Dalam kesempatan peninjauan ke perkebunan karet ini, Presiden bersama para menteri pendamping melakukan penyadapan pohon karet perdana sebagai motivasi bagi para petani untuk terus membudidayakan karet.
“Dengan izin Allah SWT kita lakukan bersama-sama, dengan doa semoga membawa barokah, produksi karet kita makin baik, kesejahteraan petani karet makin baik, ekonomi dan kesejahteraan ke depan juga makin baik,” kata SBY sebelum melakukan penyadapan pohon karet.
Saat memberikan sambutan, Kepala Negara bercerita bahwa Ibu Negara pernah menerima sms dari petani karet asal Lampung yang mengeluhkan harga karet yang rendah beberapa saat yang lalu. SBY menjelaskan, kewenangan penentuan harga karet tidak selalu bisa diatasi pemerintah.
“Pemerintah tentu selalu mencari solusi, berikhtiar, bagaimana bisa membantu petani ketika harga sedang jatuh,” Presiden menerangkan.
SBY turut senang karena sekarang ini harga karet cenderung tinggi dan stabil, sehingga menjadi berkah tersendiri bagi petani karet.
“Harapan dan doa saya, harga karet tetap baik. Dengan demikian penghasilan petani makin baik,” ujar SBY.
Pemerintah akan terus melakukan pengembangan dan penelitian bibit unggul untuk karet, tebu, padi, dan lain-lain.
“Yang dilaksanakan para peneliti dan pengembang penting. Kalau negara kita terus maju, sebagaimana negara-negara yang pertaniannya maju, penelitian dan pengembangannya maju, maka di negeri yang tanahnya subur ini semua yang ditanam akan menjadi bagus,” kata Presiden SBY.
Presiden juga memperhatikan tentang jauhnya perbedaan produksi petani dengan perusahaan perkebunan. Tercatat 2 ton per hektar per tahun untuk perusahaan, sedangkan petani perkebunan rakyat baru memproduksi 800 kg. Presiden mengajak semua jajaran yang berkentingan untuk terus melakukan upaya agar hasil perkebunan rakyat meningkat.
Menteri yang menyertai kunjungan ke perkebunan ini, antara lain, Menko Kesra Agung Laksono, Mensesneg Sudi Silalahi, Mentan Suswono, Menhut Zulkifli Hasan, Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad, Menpora Andi A Mallarangeng, dan Seskab Dipo Alam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar